MediaLink

Pelatihan Lapang Sekolah Pemuda: Demokrasi, Lingkungan, dan Pembangunan di Kabupaten Brebes

MediaLink bersama Public Virtue Research Institute dan Center of Climate and Urban Resilience yang didukung oleh Embassy of Canada telah menyelenggarakan kegiatan On Site Training School of Youth: Democracy, Enviroment, and Development di Kabupaten Brebes. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari 3 malam yang hadiri oleh 24 peserta pemuda terdiri dari 12 peserta dari Kabupaten Brebes dan 12 peserta lainnya berasal dari berbagai daerah seperti Malang, Banda Aceh, Banjarmasin, Bogor, Jember, Yogyakarta, Banten, Halmahera Utara, Medan, Jakarta, Jambi, dan juga Makassar. selain itu, kegiatan ini dihadiri langsung oleh perwakilan dari  Embassy of Canada.

Peserta pelatihan terpilih akan melakukan banyak kegiatan seperti diskusi terkait isu daerahnya masing-masing, lalu berkunjung ke hutan Mangrove, dilanjut dengan menanam bibit Mangrove, dan mengunjungi kerajinan Batik Mangrove, serta merumuskan isu bersama yang akan menjadi gerakan advokasi bersama.

Pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB peserta berkumpul di Pendopo Bumiayu untuk melaksanakan acara welcoming dinner bersama Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, A.Md., S.E., M.H., beserta Wakil Bupati  Brebes Narjo, S.H., M.H.. Selama kegiatan berlangsung peserta langsung disajikan makanan khas Brebes yaitu sate blengong dan rasanya tak perlu diragukan lagi. Setelah acara welcoming dinner seluruh peserta diantar menuju wisma PGRI sebagai tempat istirahat mereka selama 3 hari kedepan.

Pada hari Jumat tanggal 21 Oktober 2022, di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes, pukul 08.30 berlangsung pembukaan acara kegiatan On Site Training School of Youth: Democracy, Enviroment, and Development secara resmi oleh Wakil Bupati Brebes Narjo, S.H., M.H., dan dilanjutkan dengan kegiatan Webinar Simposium Nasional “Sustainable Development With Youth Engagement” merupakan salah satu bagian dari acara tersebut. Dilanjut dengan kegiatan diskusi antar kelompok dan para peserta harus mengumpulkan dan memberikan pandangan terkait isu dari daerah masing-masing. Dari keseluruhan isu yang telah terhimpun, tiap kelompok harus mempresentasikan isu utama dan wajib berkaitan dengan 4 subtansi yaitu pemuda, demokrasi, lingkungan, dan pembangunan. Rangkaian kegiatan hari pertama ditutup dengan diskusi seluruh peserta untuk merembukkan isu utama yang akan menjadi gerakan advokasi bersama yang berkelanjutan serta dari isu tersebut peserta bisa membuat kampanye digital dan melakukan perubahan. Sesuai dengan keputusan bersama dalam diskusi tersebut diputuskannya ketua Atika Nurrohmah (Brebes), sekretaris Ahmad Khudori (Serang, Banten), dan juga notulensi Nisrina Atikah (Makassar).

Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 seluruh peserta School of Youth : Democracy, Environment and Development melakukan field trip menuju Desa Wisata Mangrove Pandansari (Dewi Mangrovsari) merupakan salah satu ekowisata yang berada di pesisir utara tepatnya di Dukuh Pandansari Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes. Disana para peserta diajak untuk menanam bibit Mangrove dimana lokasinya berada di pulau pasir, bersama dengan Bapak Rasjani selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) beserta jajarannya dan juga Jesica dari Canada Fund for Local Initiatives (CFLI). Tidak hanya menanam, peserta pun melakukan observasi objek utamanya yaitu Hutan Bakau yang harus diakses menggunakan perahu, selama perjalanan menuju lokasi hutan mangrove peserta dimanjakan oleh vegetasi mangrove yang berada di kanan dan kiri aliran sungai Pemali.

Dukuh Padan Sari, Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah pesisir selatan yang memiliki hutan mangrove sepanjang 1,8 km. Terdapat 1673 hektare dan 6.800.000 batang yang sudah tertanam sejak tahun 2005. Indonesia sendiri memiliki 202 jenis tumbuhan mangrove, namun yang terdapat di daerah Brebes baru 23 jenis tanaman mangrove. Penanaman mangrove ini didorong oleh adanya kemauan masyarakat untuk memecahkan masalah yang selama ini dialami oleh penduduk Dukuh Pandansari yaitu adanya abrasi yang sangat merugikan penduduk sekitar. Hal itu mendapatkan support dari lembaga baik NGO, CSR, Akademisi, Perusahaan baik dalam dan luar negeri, Pemerintah Daerah bahkan Pemerintah Pusat yang berkontribusi nyata. Pada tahun 2016. Kawasan hutan mangrove resmi menjadi destinasi wisata yang dinamai dengan sebutan Dewi Mangrove Pandansari. Peresmian ini dilakukan secara langsung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Brebes. Di tahun yang sama Dewi Mangrove Sari juga mendapat penghargaan Presiden yaitu mendapat peringkat 3 Pelestarian Alam Nasional. Hingga saat ini tercatat ada 16 Negara pernah berkunjung di Dewi Mangrove Pandansari ini.

Sejak ekowisata Dewi Mangrovesari launching pada tahun 2016 telah memberikan perubahan hidup kepada masyarakat atau dengan kata lain telah menyelesaikan masalah domino yang hadir dari aspek lingkungan dan aspek ekonomi, karena secara lingkungan, menimbulkan kekhawatiran mengenai pasang naik ombak air laut yang berpotensi menghantam pemukiman warga, perkebunan, dan tambak telah mengalami penurunan signifikan. Mangrove sendiri memiliki nutrisi yang baik berupa kesuburan tanah yang berada disekitarnya, keberadaannya juga sama sekali tidak mengganggu keseimbangan dari ekosistem yang ada ditepi pantai. Masyarakat yang berada di wilayah tersebut kebanyakan bekerja sebagai nelayan dimana sifat biologis mangrove sendiri dapat memberikan ruang untuk biota air untuk berkembang biak. Mangrove juga dapat diolah menjadi berbagai kerajinan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan adanya Kawasan Pariwisata Hutan Mangrove ini memberikan dampak ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat.

Menurut pernyataan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pemasukan dari wisata mangrove ini bisa mencapai 50 juta per bulan yang terdiri dari retribusi kebersihan, tiket masuk, dan keamanan. Namun sejak pandemi melanda, pemasukan dari wisata mangrove ini turun drastis berkisar hanya 10 juta saja per bulan. Selain usaha-usaha tersebut, terdapat usaha mikro lain seperti garam godok (rebus), budidaya kepiting, batik mangrove, dan lainnya. Usaha mikro tersebut sebagian besar dikelola oleh ibu-ibu di desa Kaliwingi. Perbandingan kuantitas laki-laki dan perempuan di pokdarwis saat ini sekitar 80:20 orang. Pada pengelolaan Hutan Wisata Mangrove laki-laki lebih dominan dan yang mendominasi di produksi ekonomi kreatif olahan mangrove yaitu perempuan yang rata-rata adalah ibu-ibu, masih minim keterlibatan pemuda dalam hal tersebut. Namun untuk keterlibatan pemuda dalam Pokdarwis telah diupayakan oleh Ketua Pokdarwis yakni Bapak Rasjani.

Setelah melakukan observasi di hutan mangrove peserta juga di berikan kesempatan untuk mengunjungi Sanggar Batik Tulis dimana tempat tersebut merupakan tempat pembuatan batik mangrove. Sanggar Batik Tulis berdiri sejak tahun 2017, yang mana memiliki latar belakang terbentuknya ekowisata mangrove, sanggar batik mangrove sendiri dikelola oleh kelompok masyarakat yang diketuai oleh Ibu Runimpen yang memiliki anggota sebanyak 20 orang perempuan. Para pengrajin pada awalnya tidak memiliki keterampilan untuk membatik, namun pemerintah daerah mendukung penuh untuk meningkatkan skill mereka. Terbukti, hingga saat ini pengrajin dapat mengedukasi masyarakat hingga keluar provinsi mengenai batik mangrove. Dari hasil wawancara ditemukan fakta bahwasannya usaha rumahan pengrajin batik ini tidak di akomodir sebagai satu komunitas dengan pengelolaan administrasi sebagai satu kelompok UMKM dan juga kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah Brebes untuk seharusnya bisa dijadikan sebagai ikon daerah Brebes yang tentunya dapat menarik minat turis mendatangi Brebes.

Minggu, 23 Oktober 2022 dimana hari terakhir kegiatan National Youth Symposium School of  Yout: Democracy, Enviroment, and Development di Brebes. Para peserta dikumpulkan kembali di Kantor Pemda Kabupaten Brebes pukul 08.00 WIB disana para peserta melakukan persentasi dengan format persidangan, mempresentasikan hasil observasi kelompok dari hari pertama sampai terkahir yang dimana mereka juga harus menjelaskan terkait rekomendasi apa yang akan diberikan kepada Pemda Brebes. Dilanjutkannya dengan diskusi untuk mendapatkan isu besar serta strategi advokasi seperti apa yang akan dilakukan, dimana hal ini akan menjadi Post School Project bersama. Rangkaian acara terakhir ialah penutupan acara kegiatan National Youth Symposium School of Yout: Democracy, Enviroment, and Development yang secara resmi oleh Bupati Brebes Ibu  Hj. Idza Priyanti, A.Md., S.E., M.H., serta penyerahan hadiah kepada kelompok dengan laporan terbaik dan kelompok terkompak selama berlangsungnya acara.

 

Webinar Penguatan Partisipasi Pemuda Dalam Meningkatkan Kualitas Pemilu 2024

Jakarta, 13 Oktober 2022 –  Perkumpulan Media Lintas Komunitas (MediaLink) Selaku Sekertariat Civil Society Organization (CSO) Open Government Patnership (OGP) telah melaksanakan kegiatan webinar kebangsaan dengan mengusung tema “Penguatan Partisipasi Pemuda Dalam Meningkatkan Kualitas Pemilu 2024”.

Acara ini dihadiri oleh lima puluh peserta dari sejumlah organisasi sipil dan mahasiswa seperti PERLUDEM, KOALISI, The Indonesia Institute, LIMA Indonesia, KIPP, BEM UMJ, Mahasiswa FISIP UHAMKA, PK IMM FISIP, IPC, FORMAPPI, GMNNI, ICW, IBC, TII dan empat pembicara dari AKADEMISI UHAMKA, JPPR, dan BAWASLU.

Tujuan webinar kebangsaan ini diadakan, agar mengetahui bagaimana peran dan tanggapan pemuda dalam meningkatkan kualitas pemilu 2024. Dari hasil diskusi, ada beberapa point penting yang harus dilakukan pemuda dalam menghadapi Pemilu 2024 meliputi: pertama, pemuda tidak boleh apatis terhadap isu pemilu, kedua, pemuda tidak boleh terjerumus pada polarisasi politik, ketiga, pemuda tidak boleh GOLPUT, keempat pemuda harus memposisikan diri sebagai pemilih atau partisipan yang berkualitas.

Tak dipungkiri jika tantangan pemilu 2024 masih ada pemuda yang berfikir bahwa isu pemilu masih isunya orang tua padahal peran pemuda begitu penting dalam pemilihan pemilu 2024. lebih Lanjut, karena pemilu dan pilkada dilakukan serentak ditahun yang sama maka perlu adanya refleksi dari pemilu tahun 2019 yaitu seputaran anggaran, logistik, SDM, optimalisasi teknologi dan informasi serta data pemilih. Selain itu, pemuda akan menghadapi polarisasi politik di era modernisasi dan era teknologi pada pemilu 2024. Disisi lain, tahun 2024 ada peningkatan jumlah pemilih pemuda dari 24% menjadi 60%. ujar Lamlam Masropah (Tenaga Ahli-Bawaslu RI).

Disaat yang sama, Nurlia Dian Paramita selaku Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (KorNas JPPR) menyebutkan, bahwa pemuda bagian dari pemilih yang mana merupakan fokus advokasi dan kerja masa depan dalam pembangunan demokrasi indonesia akan sangat bergantung pada pemuda sehingga keberlanjutan harus terjaga dan fokus pada hal substansi menjadi sejahtera. Hal ini juga target JPPR terhadap partisipasi pemuda yaitu menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan atas persoalan politik dan demokrasi, melibatkan pemuda dalam menyuarakan persoalan politik dan demokrasi, membangun kesadaran dan pemahaman akan literasi politik dan demokrasi serta memobilisasi suara kaum muda untuk menunjukan dukungan politik dan integritas.